Senin, 12 November 2012

Rok Mini

Ada satu fenomena aneh yang lagi tren di masyarakat, fenomena rok mini. Fenomena ini menarik perhatian gua. Gua bosan liatin rok mini di mana-mana, mau di jalan, di mall, sampe di masjid ada, Astagfirullah.

Mas bro, apa lu semua nyaman liat yang kayak gituan, apalagi yang cewek??? eh cewek2 rok mini, jual diri aja lu di doli. Emang kalian gag malu apa di liatin banyak orang. Pantes aja banyak terjadi pemerkosaan, semuanya awalnya dari ceweklah, gag semua salahnya para cowok2, emang dari sononya cowok2 doyan liat paha2 lu yang di obral.

setau gua, tidak ada satupun agama yang nyuruh umat ceweknya pake rok mini, apalagi islam, malahan di suruh nutupin karna itu termasuk aurat. Ajaran ini (rok mini) adalah ajaran setan yang di bawa oleh para setanisme, termasuk LADY GAGA.(gua bersyukur dia gag jadi ke indonesia).

Ow, atau mungkin ini adalah efek dari kemiskinan yang melanda dunia, atau mungkin karna populasi cewek di dunia bertambah banyak sedangkan bahan buat untuk buat rok terbatas, jadi kita harus menghemat pemakaian bahan pembuatan rok (positif thinking aja). Masuk akal juga,akal nenek moyang gua.

Kalian taw gag, apa beda pesawat ama rok mini????

Rabu, 07 November 2012

Pendapat Aukai Collins (Peristiwa 11 September 2001)




 Aukai Collins adalah seorang muslim Amerika yang masuk Islam saat berusia 18 tahun. Dia pernah berkunjung ke kampung pelatihan Osama bin Laden di Afganistan, tempat Osama melatih mujahid-mujahid paling agresif dan berpengaruh didunia. Dia telah berkelana ke berbagai dan berjihad dibeberapa negara di dunia, termasuk Kroasia, Pakistan, Kashmir, Afganistan, Turki, Azerbaijan, Chechnya, Kosovo, dan Liberia. Dia pernah kehilangan satu kakinya saat berjihad di Chechnya.
Selain itu, dia pernah direkrut oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai agen rahasia yang menyamar dalam rangka memerangi terorisme. Kabar terakhir menyebutkan dia sedang di penjara di Meksiko. Berikut adalah sepenggal kisahnya yang diceritakan dalam buku pertamanya yang berjudul My Jihad.
Pada tanggal 10 September 2001, kuputuskan untuk mampir di San Diego dan menginap. Esok paginya aku bangun dan menelusuri internet untuk mengecek posting terakhir Black Flag Café, sebuah message boards di www.comebacklive.com, situs web milik Robert Young Pelton. Seseorang memposted sebuah pesan yang mengatakan bahwa WTC diserang dan terbakar. Ah yang benar, pikirku. Banyak orang-orang yang mengirimkan hal-hal aneh seperti itu di internet. Setelah browsing pesan-pesan yang lain, aku beralih ke berita. Saat itulah aku sadar bahwa pesan di Black Flag tadi serius, bahwa WTC benar-benar diserang.
Saat semakin banyak kisah yang muncul aku menghubungi FBI dan bilang kepada mereka bahwa aku siap kembali bekerja. Mereka tidak menelpon balik selama beberapa hari, tapi ketika mereka menghubungi aku, kami setuju untuk bertemu di kantor di Phoenix untuk berbicara. Kali ini beberapa rincian mengenai beberapa orang yang diduga terlibat dalam pembajakan mengemuka dan tampak bahwa beberapa orang dikenali tidak hanya olehku tapi juga oleh FBI. Aku merasa penuh harapan saat aku menawarkan bantuan. Ku tawarkan untuk pergi ke Afganistan, untuk bicara pada orang-orang yang kukenal, atau untuk membantu FBI dalam hal apapun. Ternyata harapanku sangatlah naïf. Ketika para agen FBI benar-benar tak punya informasi, mereka tidak berusaha sekuat tenaga dan mencoba berbagai kemungkina, mereka hanya menggunakan rasa takut dan intimidasi. Mereka langsung memulainya padaku, seolah-olah aku adalah seorang tersangka. Aku secara sukarela menjalani tes kebohongan dengan alat deteksi untuk membersihkan ide-ide gila yang mereka miliki, tentang kemungkinan sekecil apapun bahwa aku tahu soal kejadian peristiwa 11 September 2001.
Aku sangat tak percaya akan fakta bahwa nama Osama bin Laden benar-benar disebut berjam-jam setelah serangan itu. Ketika kugabungkan hal ini dengan fakta bahwa FBI tampaknya tidak memiliki keinginan untuk menerima saranku, aku menjadi sangat skeptis akan apapun yang dikatakan oleh siapapun tentang apa yang terjadi atau siapa yang melakukannya. Aku mengenang kembali ketika aku masih bekerja sama dengan mereka dan kami punya kesempatan untuk masuk ke kampung Osama bin Laden. Kelihatannya ada sesuatu yang tidak beres. Ada juga rincian yang kuketahui secara pribadi tentang Hani Hanjoor, salah seorang pembajak mencurigakan di pesawat yang menghantam Pentagon. Dia bukanlah orang yang religius, apalagi orang yang religius fanatik. Dan aku tahu persis bahwa dia bukanlah bagian dari Al-Qaidah atau organisasi Islam lainnya. Dia bahkan tidak bisa mengeja kata jihad dalam bahasa Arab.
Dalam hitungan jam setelah kejadian itu orang-orang muslim dari seluruh negeri dikumpulkan dan ditahan sebagai saksi. Akhirnya, hampir seribu muslim, sebagian besar berasal dari Arab, berada dibalik terali besi diseluruh Amerika. Bagaimana mungkin hampir seribu orang muslim merahasiakan hal sebesar itu tanpa membocorkannya sama sekali?
Sampai saat ini aku tak yakin siapa yang ada di balik peristiwa 11 September, aku bahkan tak bisa menerkanya. Tetapi ada satu hal yang jelas, Bush dan apa yang disebutnya sebagai perang terhadap  terorisme membuat dunia lebih sengsara, lebih tak aman, dan lebih kacau-balau daripada sebelumnnya. Pada saat buku ini ditulis(My Jihad), pihak berwenang belum bisa menangkap Osama bin Laden atau bahkan teroris penting mana pun. Karena semua pembicaraan tentang jaringan teroris rahasia di lakukan diam-diam di Amerika Serikat, kami belum pernah melihat satupun buktinya.
Suatu hari kebenaran akan terungkap dengan sendirinya, dan aku punya firasat bahwa orang-orang tak akan suka dengan apa yang akan mereka dengar. 

Pendapat Muhammad Hasanain Haikal (Peristiwa 11 September 2001)



Muhammad Hasanain Haikal adalah orang yang pemikirannya sama sekali tidak berpihak pada Islam. Dalam sebuah pernyataannya dia mengatakan bahwa tanpa gembar-gembor sebenarnya ada pihak-pihak bertanggung jawab (khususnya Eropa) yang melontarkan berbagai analisis berbeda, dimana sebagiannya mengandung banyak kemungkinan untuk dipercaya. Sementara sebagian analisis yang dikemukakan saat ini, termasuk di Brussel, ibukota NATO ada berbagai analisis yang menganggap mustahil keterlibatan Osama bin Laden, serta memaparkan sebuah bangun sempurna yang lebih layak disebut sebagai bukti-bukti penguat daripada sekedar rangkaian peristiwa. Ini merupakan analisis yang patut dipertimbangkan. Saksi-saksi mengindikasikan adanya garis penghubung yang menyimpulkan bahwa sungguh sulit berdasarkan asumsi manapun yang wajar untuk mengaitkan apa yang terjadi di New York dan Washington dengan Osama atau organisasi Al-Qaidah yang dipimpinnya. Kesulitan tidak timbul dari kenyataan bahwa operasi yang telah terlaksana itu berada diluar jangkauan perangkat operasi, organisasi dan sumber daya yang dimiliki Osama, tapi kesulitan ini benar-benar mencapai tingkat kemustahilan, karena selama masa terakhir ini, setelah peristiwa peledakan Kapal Perusak “Cole“, Osama terus berada dalam pengawasan ketat dimana dia tidak bisa lolos dari pengawasan tersebut. Artinya, ia memang bisa menyembunyikan niat dihatinya, bisa menyemebunyikan seluruh detail kehidupannya didalam goa-goa tempat persembunyiannya, akan tetapi untuk melakukan pengorganisasian, perencanaan dan pelaksanaan operasi tingkat tinggi semacam yang terjadi di New York dan Washington ini. Ia tidak bisa menyembunyikan sesuatu, sekalipun hanya satu hari saja, dalam operasi yang pengaturannya mungkin membutuhkan tidak kurang dari 50 Orang. Padahal sudah jelas bahwa Osama dan organisasinya bukan saja diawasi, akan tetapi disusupi oleh alat-alat keamanan baik lokal maupun dari luar. Bukti-bukti nyaris berbicara bahwa pelaku adalah pihak yang sama sekali baru dipermukaan, yang tidak pernah diawasi sebelumnya, tidak mempunyai masa lalu yang menjadikannya berada dalam lingkaran pengawasan. Hal itulah yang memungkinkan untuk memperoleh informasi yang valid mengenai tempat-tempat yang telah disurvei dan dikajinya selama perencanaan, kemudian informasi ini dicek selama persiapan untuk pelaksanaan, kemudian ia akan muncul ditempat-tempat yang telah disurvei dan disiapkannya, lantas melakukan apa yang dilakukannya itu pada beberapa jam sibuk yang penuh kecemasan, yaitu empat jam yang telah mengubah dunia, terjadi antara pukul 07.00 hingga pukul 11.00. Selama 4 jam krusial ini, tidak ada istilah penyusupan atau sembunyi-sembunyi, yang ada hanyalah langkah-langkah dan aksi-aksi biasa yang didengar dan dilihat ratusan pegawai, dimana sebagian besar dari mereka adalah perwira intelejen dan keamanan, pegawai imigrasi dan bea cukai di bandara paling sibuk di Amerika (Bandara Boston) yang dilengkapi dengan kamera-kamera pengawas yang diam maupun bergerak, yang dipasang disetiap sudut guna mengawasi setiap sisi. Satu hal yang menguatkan bahwa pelakunya merupakan “pihak baru“ adalah bahwa ide yang digunakan sama sekali tidak pernah terlintas dan tidak pernah ada sebelumnya, sementara kita sepakat bahwa ide lama pun andaikan akan diperbaharui pasti memerlukan beberapa uji coba, sedangkan ide baru lebih memiliki muatan keberanian untuk dicoba tanpa perlu pijakan yang pernah dikenalnya atau wawasan yang menentukan ketinggian latihannya. Fakta juga membuktikan bahwa pelaku adalah pihak baru, karena ia mempunyai tingkat pengetahuan luar biasa dalam mensurvei rencanannya yang belum diketahui sebelumnya. Pelaku ini masuk ke bandara membawa koper dan senjatanya, menunggu dibelakang pintu gerbang tempat naik ke pesawat setelah melakukan proses pemeriksaan perjalanan dan keamanan, sedangkan ia percaya penuh akan kesempurnaan persiapannya dengan segala kemampuannya untuk melakukan peledakan, karena pesawat tersebut membawa bahan bakar yang cukup untuk terbang selama enam jam di udara. Sesudah itu pelaku memiliki kemampuan menguasai pesawat yang dinaikinya dan mengubahnya sebagai bom yang akan diarahkannya kearah target yang ditetapkannya. Target telah ditetapkan dengan makna simboliknya, yaitu di New York sebagai pusat perekonomian dan Washington sebagai pusat pemerintahan Amerika Serikat. Kemudian titik benturan yang dituju menggunakan hitungan matematika yang akurat, dimana ia hendak membenturkan pesawat dalam jarak ketinggian anatara gedung tingkat 60 hingga 70, agar reruntuhan yang jatuh kebawah cukup untuk menghacurkan seluruh gedung WTC yang tertimpa, menerobos dan masuk kedalamnya tanpa berserakan jauh.
Pelaku digerakkan oleh motif-motif kejiwaan yang benar-benar berbeda dari gambaran orang Arab tentang gerakan yang diperlukan untuk menghadapi Amerika, dalam arti bahwa tuntutan orang Arab terhadap Amerika adalah menekan Israel. Tekanan ini sendiri harus dengan ukuran dan takaran yang bisa terlihat beberapa kali dalam operasi-operasi pendahuluan yang menyebabkan kerugian besar, namun demikian tetap membiarkan banyak jalur yang terbuka. Tetapi pelaku aksi 11 September 2001 ini tidak terlihat ingin menimbulkan atau pengaruh atau tekanan apapun, bahkan aksinya ini juga tidak mengirim isyarat sedikitpun, sekalipun dengan darah, tentang tuntutannya dimasa mendatang, ia tidak menyisakan satu pun lubang kesempatan. Pelaku, berdasarkan seluruh isyarat yang bisa ditangkap, hanyalah orang-orang yang marah dan ngotot untuk membalas dendam, pada umumnya disebabkan oleh sesuatu yang telah terjadi. Suatu hal yang dikenal oeh dunia menyangkut apa yang dinamakan terror adalah bahwa setiap aksi terror dilakukan untuk tujuan menciptakan sejumlah besar pengaruh politik yang bisa menyingkirkan hambatan dari jalan atau membukakan pintu keluar. Adapun yang terjadi di New York dan Washington tidak mengandung muatan politik, tidak ada hal-hal sebelum dan sesudahnya. Tampaknya aksi ini sekaligus merupakan pendahuluan sekaligus hasil, serta segala-galanya. Ia merupakan serangan balas dendam atau hukuman yang digerakkan oleh organisasi yang sangat disiplin sejak pertama hingga kejadian terakhir. Gerakan-gerakan si pelaku dan temperamennya benar-bemar mengisyaratkan bahwa perencanaan aksi ini benar-benar bernuansa militer. Ia benar-benar merupakan aksi dengan pengorganisasian dan pelaksanaan yang sempurna, dengan logika dan jiwa manjerial disertai kedisiplinan yang sangat kentara. Pasti ada persiapan pertempuran, ada latihan tempur, ada pemetaan, perencanaan dan improvisasi peretempuran.

Pendapat Mike Robert (Peristiwa 11 September 2001)

Mike Robert, mantan Kepala Kepolisian Los Angelos, dalam sebuah pidato yang diselenggarakan di aula Portland State University ia mengungkapkan sejumlah dokumen tentang serangan 11 September dan rentetannya. Acara tersebut dihadiri kurang lebih 1.000 dari Seatle dan San Fransisco.
Diawal pidatonya ia menantang taruhan USD1.000 kepada para hadirin yang bisa menjelaskan bahwa sumber yang dikutipnya tidak bisa dipercaya (bohong), tapi tak seorangpun yang bisa membantahnya. Dia menjelaskan tentang keterlibatan pemerintah AS atas serangan 11 September 2001. Emosi masa semakin meluap ketika Mike mengemukakan kutipan-kutipan dari buku “Papan Catur Besar“ yang diterbitkan tahun 1997 oleh Zbigniew Brezinsky, penasehat keamanan masyarakat dalam pemerintahan Carter. Kutipan-kutipan ini disamping terdapat peta Asia Tengah, juga menjelaskan dengan gamblang bahwa perang yang sekarang dilancarkan di Afganistan telah direncanakan paling tidak sejak 4 tahun sebelumnya. Kutipan-kutipan tersebut mensinyalir pentingnya sebuah serangan yang mirip dengan serangan ke Pearl Harbour.  
Dia juga menyinggung banyak persoalan, bagaimana kepala intelejen Pakistan yang menduduki jabatannya dengan rekomendasi perwakilan intelejen pusat mengirim wesel sebesar 100 ribu dollar kepada Muhammad Atha yang dianggap sebagai pembajak utama. Pada saat Mike mengemukakan bukti-bukti visual menyangkut peristiwa 11 September pata hadiran menjadi emosional dan banyak yang menangis.Jadi jelas bahwa serangan 11 September 2001 tersebut sebagai akal-akalan Amerika untuk melegalkan penyerbuannya ke Afganistan dengan alasan memburu Osama yang pada saat itu berada di Afganistan.

Pendapat Lyndon Rouche (Peristiwa 11 September 2001)



Lyndon Rouche  adalah seorang calon presiden dari Partai Demokrat 2004. Dalam salah satu pidatonya di Washington pada tanggal 24  Juli 2001 ia menegaskan bahwa saat itu Amerika sedang menghadapi krisis ekonomi yang parah dan sedang ditepi jurang kebangkrutan.
Amerika Serikat sesungguhnya telah dikelola secara buruk sejak era Carter, regulasi dibidang transportasi, sumber daya, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur dalam keadaan rusak. Sesungguhnya kehancuran ini tidak datang secara tiba-tiba didepan mata, akan tetapi adanya kebijakan-kebijakan yang keliru yang terus berlanjut, selagi IMF, kebijakan politik, Wall Street dan sistim Proteksi Federal masih mendominasi, maka jangan ada seorang pun yang berharap adanya perbaikan. Kondisi ini sebenarnya jauh lebih buruk dibanding keadaan pada tahun 1977. Dalam kondisi seperti ini pada umumnya perlu diciptakan alasan untuk mengobarkan perang yang kelak bisa menggerakkan ekonomi Amerika Serikat dan memainkan peran yang penting dalam menyelamatkan Industri senjata.
Dulu Inggris pernah mengobarkan Perang Dunia I di Asia, maka pertama-tama mereka mengobarkan api perang di Balkan kemudian ke seluruh dunia, begitu juga Jerman mengobarkan perang Dunia II dengan motif yang sama. Sekarang Amerika dan Inggris ingin mengobarkan perang dunia ketiga untuk menghambat perubahan-perubahan baru yang sekarang berlangsung di Asia.
Sepekan sesudah terjadinya serangan 11 September 2001, Lyndon Rouche menyatakan dalam wawancara Radio bahwasanya aksi 11 September 2001 merupakan aksi yang direkayasa pada masa terjadinya krisis ekonomi dan keuangan di Amerika Serikat. Aksi ini tidak pernah dilakukan kekuatan manapun diluar Amerika serikat. Bisa jadi beberapa personil negara lain yang dimanfaatkan dalam aksi ini, akan tetapi pelaksana aksi ini sesungguhnya mewakili kekuatan-kekuatan yang ada dalam Amerika Serikat. Tujuan aksi ini adalah terjadinya revolosi birokrasi didalam Amerika Serikat dan menyeret AS kedalam perang. Kekuatan ini sudah siap melakukan aksi-aksi lain untuk mencapai tujuan, mereka akan membakar emosi masa agar menyeret dan mendorong pemerintah untuk berperang. Kita harus menghentikan ini, kalian jangan percaya Chanel CNN, FOX TV, atau chanel-chanel lain serupa. Mempercayai chanel-chanel ini sama saja anda telah menjadi alat untuk mewujudkan tujuan-tujuan mereka melakukan aksi ini. Kita jangan berpikir untuk melakukan intervensi ke Afganistan. Kita harus menghentikan Israel sampai pada batasnya, karena Israel telah menjadi bahaya bagi Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Kita harus mulai membangun perdamaian di Timur Tengah, karena ketegangan yang terjadi di kawasan ini merupakan bagian dari skenario yang telah direcanakan di Asia.

Pendapat Husni Mubarak (Peristiwa 11 September 2001)




Husni Mubarak adalah Presiden Mesir yang sikapnya sangat berseberangan dengan pemikiran Islam bahkan boleh dikatakan sangat memusuhi Islam. Dalam catatan sejarah Mesir, pada masa pemerintahan Mubarak jumlah orang yang dijatuhi hukuman mati dalam kasus politik telah melebihi jumlah yang pernah dihukum mati sejak zaman Fir’aun hingga masa pemerintahan Mubarak, sehingga kesaksiannya tidak patut dicurigai atau diragukan kenetralannya.
Disamping itu Mubarak mempunyai pengalaman yang luas dibidang penerbangan pesawat karena sebelumnya ia adalah seorang pilot pesawat tempur. Mubarak memberikan pernyataan bahwa aksi 11 September 2001 tidak bisa dilakukan oleh orang yang iseng, tidak bisa dilakukan dengan cara yang telah diumumkan oleh Amerika Serikat. Mubarak menegaskan bahwa mustahil menerima analisis Amerika, khususnya yang berkaitan dengan serangan terhadap Pentagon, yang tinggi gedungnya mencapai lima tingkat dan dikelilingi gedung pencakar langit. Mubarak mengatakan bahwa manuver dengan pesawat militer yang dikendalikan oleh pilot militer professional, disela-sela gedung-gedung pencakar langit untuk menabrak gedung Pentagon adalah maneuver yang hampir mustahil bisa dilakukan, dan jelas lebih mustahil lagi apabila maneuver tersebut menggunakan pesawat sipil yang berbadan besar dan dipiloti oleh seorang pilot amatir.
Pelaku mempunyai keberanian tanpa batas. Pada waktu pelaksanaan operasi tidak ada lagi istilah penyusupan atau sembunyi-sembunyi, yang ada hanyalah langkah-langkah dan aksi-aksi biasa yang didengar dan dilihat ratusan pegawai, dimana sebagian besar dari mereka adalah perwira intelejen dan keamanan, pegawai imigrasi dan bea cukai di bandara yang dilengkapi dengan kamera-kamera pengawas yang diam maupun bergerak, yang dipasang disetiap sudut guna mengawasi setiap sisi. Pelaku ini tentunya masuk ke bandara membawa koper dan senjatanya, naik ke pesawat setelah melakukan proses pemeriksaan perjalanan dan keamanan, sedangkan ia percaya penuh akan kesempurnaan persiapannya dengan segala kemampuannya untuk melakukan aksinya.Oleh karena itu jika benar sebagaimana yang dituduhkan Amerika bahwa para pelaku adalah anggota Al-Qaidah yang indentik dengan Bangsa Arab, tentunya mereka mempunyai keberanian yang tanpa batas, yang dimaksud tanpa batas disini bukan hanya berani mati namun sebagaimana yang kita ketahui selain pengamanan dibandara sangat ketat, khusus untuk para penumpang pesawat yang berwajah Arab akan mendapatkan perlakukan yang sangat khusus atau ekstra ketat. Bagaimana mungkin seorang yang masih menyisakan ketakutan walau hanya sedikit, berani menembus lubang jarum atau dengan kata lain keberhasilan 0,0.. %, namun kenyataannya mereka bisa lolos dengan mulus