Rabu, 07 November 2012

Reaksi Dunia (Peristiwa 11 September 2001)







Setelah peristiwa penyerangan Pearl Harbor oleh Angkatan Udara (AU) Jepang, serangan sedahsyat ini belum terjadi di Amerika. Beragam analisa dimunculkan mengenai siapa pelaku sebenarnya. Sebagian menganalisa pelakunya adalah Al Qaeda.Mereka berhasil memanfaatkan kelemahan sistem pengawasan dan keamanan wilayah AS. Sebagian menambahkan, hal itu tidak bakal terjadi tanpa bantuan orang dalam. Sementara itu, ada yang meyakini, kelalaian badan intelejen dan keamanan Nasional AS menjadi penyebab terjadinya peristiwa ini.
Belum terkuak siapa dalang sesungguhnya di balik peristiwa itu. Hal ini menyebabkan para politisi dan Agen Rahasia AS (CIA) saling menuduh. Peristiwa 11 September berdampak sangat luas. Peristiwa 11 September mampu merubah sejarah dunia. Dunia dibagi menjadi dua kelompok: dunia pra dan pasca 11 September. Di Amerika sendiri, hancurnya gedung kembar simbol kekuasaan Amerika itu memunculkan kelompok-kelompok ekstrim dari kalangan Nasionalisme, Konservatif, dan kebencian terhadap orang asing plus bayang-bayang ketakutan.Pihak yang paling diuntungkan dalam peristiwa ini adalah Presiden AS waktu itu, George W. Bush. Ia menjadi simbol pahlawan AS memerangi teroris. Badan Intelejen AS tenggelam di balik yel-yel balas dendam atas 3000 orang yang tewas dalam peristiwa itu. Pemerintah Amerika mencap kaum muslimin sebagai musuh baru. Kaum muslimin menjadi sasaran Islam Phobia warga Amerika. Mereka diawasi secara secara ketat. Pendeknya, peristiwa 11 September telah mengorbankan kebebasan demi keamanan nasional. Kebijakan Liberal-Demokrasi pemerintah mengalami perubahan drastis yang tidak ditemukan sejak masa gelap McCarthyisme di Amerika. Bila peristiwa 11 September digambarkan seperti gempa yang melanda Amerika, maka getarannya telah menggoncang wilayah dunia. Hakikatnya, peristiwa ini memunculkan istilah perang tanpa batas. George W. Bush berperan sebagai “Tuhan perang” memberangus semua kejahatan di dunia. Serangan Amerika ke Irak dan Afganistan merenggut korban jauh lebih besar dari peristiwa 11 September sendiri.
Pernyataan Bush “Bersama kami atau menentang kami”, telah membagi dunia menjadi dua blok. Sementara itu, Wakil Presiden AS waktu itu, Dick Cheney memprovokasi soal perang dunia ke empat. Amerika telah menginjak injak hak asasi manusia dengan dalih memerangi teroris. Dunia ternganga menyaksikan fenomena kesadisan tentara Amerika di penjara Abu Ghuraib dan di Guantanamo. Invasi-invasi militer Amerika ke Irak dan Afganistan telah merenggut ratusan ribu nyawa orang tidak berdosa.Namun, tidak seperti yang diramalkan, terorisme adalah fenomena yang semakin diuntungkan dengan peristiwa 11 September.
Amerika dengan dalih memerangi terorisme, sehari setelah peristiwa itu langsung mendaulat dirinya sebagai pemimpin. Ironisnya setelah sembilan tahun berlalu, saat ini kekhawatiran dunia internasional atas bahaya teroris menjadi berlipat ganda. Menteri Pertahanan AS, Donald Rumsfeld, setelah terjadinya peristiwa itu, ia ditanya soal alasan invasi ke Afganistan. Ia menjawab, “Afganistan telah berubah menjadi sarang teroris, dan kewajiban tentara AS menghancurkan mereka.” Semenjak sesumbar Bush sembilan tahun lalu memerintahkan pasukannya menangkap Osdama bin Laden, kenyataannya Osama bin Laden belum tertangkap. Jangankan Osama bin Laden, tidak satu pun dari para petinggi Al Qaeda yang berhasil ditangkap tentara Amerika. Sebaliknya, insiden Bali, Sharm Al Syeikh, Madrid dan London menandai makin meluasnya aksi teroris.Kesimpulannya, sembilan tahun lalu dunia menyaksikan serangan atas pusat ekonomi dan militer Amerika. Dan sampai saat ini dalang peledakan 11 September belum terkuak.
Amerika berusaha mengeruk kekayaan alam Afganistan yang memberlakukan syari’at Islam sebagai undang-undang Negara, dan target selanjutnya sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Bush adalah 60 Negara Islam.
Berikut pesan Mulla Muhammad Umar sebagai Amirul Mukminin Negara Islam Afganistan yang dimuat dalam situs resmi Afganistan setelah peristiwa 11 September 2001, ketika Amerika telah memutuskan untuk menyerbu Afganistan.
Bismillahirrahmanirrahim, Kita memujiNya dan mengucapkan shalawat untuk Rasul-Nya yang mulia, amma ba’du. Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dan kalian adalah orang-orang yang lebih tinggi, jika kalian beriman
Kepada umat Islam dan bangsa Afghan yang militan.
Inilah imperium ketiga yang menyerang kita.
Kalian semua tahu bahwa Inggris dulu menyerang Afganistan, atas hak apakah ia dulu menyerang Afganistan, apakah ketika itu ada Osama? Begitu pula Rusia dulu menyerang Afganistan, apakah ketika itu di Afganistan ada Osama ? dan kini imperium ketiga akan menyerang kita dan masing-masing dari kalian tahu bahwa persoalan sesungguhnya bukanlah persoalan Osama, melainkan persoalan Islam. Jadi yang mereka musuhi adalah Islam dan umat Islam. Memang benar telah terjadi peledakan di Amerika menggunakan beberapa pesawat, akan tetapi setiap orang tahu bahwa seorang pria yang dalam keadaan mengungsi dan seorang diri, tidak mungkin mampu menjadi dalang yang berada dibelakang peledakan-peledakan besar yang terorganisir seperti ini, ini sama sekali tidak mungkin. Para pelaku peledakan ini dididik oleh Amerika, akan tetapi Amerika tidak mau menuduh mereka, tetapi sebagai penggantinya Amerika mengarahkan semua tuduhan kepada Afganistan dan pemerintahan Islam, karena mereka tahu bahwa di Afganistan ada hukum Islam yang diterapkan secara nyata. Inilah yang mereka anggap sebagai bahaya besar bagi mereka, dan mereka sedang menghadapi bahaya ini..Ketahuilah bahwa jalan keluar dari krisis ini adalah bersandar dan bertawakal kepada Allah semata dan tabah. Itulah jalan satu-satunya. Jika Amerika menyerang kita dengan “ Cruise “ atau lainnya, dan menyerbu seluruh negeri ini, maka kita harus melawannya. Jika Allah telah menghendaki ini terjadi, maka pasti ini terjadi, adapun jalan keluarnya adalah bertawakal kepada Allah dan melawan tindakan semena-mena ini. Umat Islam wajib berfikir dan memperhatikan Islam serta memperhatikan solidaritas keislaman mereka. Janganlah kalian takut dan bersedih. Orang yang mati karena agamanya dan karena Islam, sungguh ini merupakan kenikmatan dan kebahagiaan, melebihi kenikmatan dan kebahagiaan apapun yang ada di dunia. Sebab, tidak ada tempat untuk meloloskan dari kematian. Jika kematian kita terjadi karena membela Islam, maka itu sungguh merupakan kemenangan agung. Hendaklah umat Islam bertahan, bersabar dan bertawakal kepada Allah. Allah berfirman :“ sedangkan kalian adalah orang-orang yang lebih tinggi, jika kalian beriman“ Apakah kita akan berpedoman firman Allah, ataukah perkataan Amerika ? Iman bukan hanya pengakuan di lidah (dengan mengatakan bahwa kita ini orang-orang Muslim) akan tetapi Allah pasti menguji kitadengan mempertemukan kita dengan pasukan kafir dan Amerika, agar Allah melihat bagaimana kita berbuat. Allah akan menguji iman dan pembelaan kita terhadap agama kita. Jika bukan untuk menguji kita, sebenarnya mudah saja bagi Allah untuk menghancurkan Amerika dengan segala persenjataan dan kekuatannya, sehingga tidak akan tersisa sedikitpun dari semua itu. Jika kesulitan harus terjadi, maka biarlah terjadi, dan siapa gerangan manusia yang tidak pernah menghadapi kesulitan ?Inggris dan Rusia dulu telah membunuh jutaan bangsa kita, tetapi Allah telah menghancurkan mereka dengan pengorbanan kita. Jika kalian tidak berkorban dan berjuang untuk agama kalian, maka perhatikan Negara-Negara diseluruh dunia. Keimanan dan sentimen keagamaan telah dihilangkan dari diri mereka, masih ditambah lagi semua kekayaan mereka yang juga dirampas tidak tersisa. Mengapa kalian takut, sedangkan kita dulu mengalahkan imperium Inggris dan Rusia dengan perantaraan perjuangan bangsa kita, sehingga mereka tercabik-cabik sehancur-hancurnya ?Afganistan sekarang masih sama dengan Afganistan yang dulu, semangat juangnya masih seperti dulu, dan keimanannya juga masih keimanannya yang dulu. Jika demikian, apalagi yang menjadi soal ? Paling yang menjadi kekhawatiran manusia adalah kematian. Biarlah orang-orang mati, asalkan dengan membawa iman dan Islam. Ini bukan untuk mengecilkan persoalan, tapi bencana paling besar sebenarnya adalah dihilangkannya keimanan dan keislaman dari mereka, lantas mereka mati tanpa keislaman dan keimanan. Jangan ada seorangpun merasa takut, hendaklah setiap orang bersiap melaksanakan jihad, hendaklah masing-masing kita melakukan persiapan untuk melaksanakan tugas apapun yang dibebankan kepadanya ketika diperlukan, untuk melakukan pengorbanan apapun dalam rangka membela imannya, agamanya dan kalimat la ilaha illahllah Muhammad Rasulullah. Hendaklah masing-masing dari kita benar-benar seperti ini dan membulatkan tekatnya, Allah pasti menolong kalian serta menghilanmgkan seluruh fitnah dan cobaan. JIka kalian pengecut, tidak mau membela agama kalian, maka hendaklah kalian melihat kepada sejarah nenek moyang kalian. Lihatlah mereka yang tangan dan kakinya hilang ketika berjihad melawan Rusia, bagaimana mereka telah melakukan pembelaan terhadap agama mereka. Bagaimana mereka telah meratakan imperium Rusia dengan tanah, sedangkan kalian juga melihat para mujahid masih hidup segar bugar.Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa rencana dan kehendak dari Allah, maka janganlah kalian bersedih, jangan mencela Taliban atau Osama. Aku bersumpah dengan keesaan Allah, bahwa jika kita menyerahkan Osama kepada mereka, persoalannya tidak akan berakhir. Sesudah itu mereka tetap akan mengatakan, mengapa kalian melakukan ini dan itu ? Lakukan ini lakukan itu, seperti yang kami katakan dan kami perintahkan kepada kalian ! lantas dimanakah iman dan agama kita dalam keadaan demikian ?Peledakan ini tidak dilakukan oleh Osama dan ia tidak bisa melakukan itu, ia tidak mungkin merancang peledakan-peledakan terorganisasi dan akurat seperti ini. Peledakan-peledakan itu dilakukan oleh orang-orang yang telah mengorbankan diri mereka. Dan tidak akan ada orang yang rela mengorbankan dirinya untuk Osama, akan tetapi ia mengorbankan dirinya karena keyakinannya sendiri. Tidak ada seorangpun yang melakukan tindakan ini untuk menyenang Osama dan ini tidak mungkin dilakukan oleh Osama. Ini semata-mata hanya dan hanya karena ada Imperium Ketiga yang hendak mengukuhkan dirinya sebagai penguasa dunia serta sedang dilukis indah oleh orang-orang sekuler dan orang-orang lemah iman yang berpihak kepadanya, bahkan orang yang menganggap dirinya sebagai musuh imperium inipun telah berpihak kepadanya, semua telah berdiri memusuhi kalian.Maka setiap Muslim hendaklah senantiasa mengingat iman dan agamanya, tabah dalam menghadapi segala keadaan, jika tidak ia akan diliputi kecemasan dan keguncangan jiwa, dan itu tidak bisa menyelamatkannya dari kematian, karena kematian pasti datang. Pertama-tama, seluruh umat Islam diseluruh dunia wajib membela agama mereka dan membela Afganistan, serta bersiap-siap untuk memberikan pengorbanan demi Islam. Jika mereka tidak melakukan itu, maka rakyat Afganistan harus tetap berdiri kukuh di atas keimanan mereka, militansi mereka, dan keberanian mereka, serta memperbarui lukisan sejarah mereka yang besar.Ketika Inggris menyerang Afganistan dan ketika Rusia menyerang Afganistan, saya belum ada dan Osama juga belum ada. Tetapi rakyat Afganistan telah melakukan perlawanan terhadap mereka dengan gagah berani, tanpa kuperintahkan dan tanpa diperintahkan Osama. Rakyat Afganistan melakukan pengorbanan dan pembelaan terhadap agama dan iman meraka. Inilah sekarang kita menghadapi satu periode dari rangkaian konfrontasi itu, maka setiap muslim wajib berdiri kukuh, sekalipun hal itu mengharuskannya mengorbankan nyawa. Inilah jalan menuju kemenangan. Tidak ada keraguan mengenai hal ini dan hendaklah setiap muslim bersandar kepada Rabbnya serta meyakini firman Allah : “ dan kalian adalah orang-orang yang lebih tinggi, jika kalian beriman “ Iman bukan hanya pengakuan di lidah (dimana seseorang mengatakan bahwa saya Muslim), tanpa ketulusan dan tanpa kejujuran dalam mengucapkannya. Harus ada keimanan faktual, dan sesudah adanya keimanan faktual barulah kemenangan menyertai dimanapun engkau berada, ini janji Allah, dan Allah tidak akan ingkar janji.Sungguh, saya tidak takut, dan tidak akan berkompromi dengan musuh-musuh Islam dan umat Islam. Kekuasaanku, pemerintahanku, dan kepemimpinanku bahkan juga hidupku sedang diancam bahaya, tetapi saya siap melakukan semua pengorbanan, insya Allah. Andaikan saya berkompromi dan berdamai dengan orang-orang kafir seraya menyelisihi Islam, mereka pasti mengamankan pemerintahan dan kekuasaanku, serta memberiku dukungan materi, aku akan hidup dalam kelapangan dan kesenangan, sebagaimana yang telah mereka perlakukan terhadap para penguasa semua Negara. Tetapi saya akan berkorban, termasuk dengan jiwaku, saya akan membela agamaku, Islam, serta mempertahankan negeri yang diberkahi ini. Lantas apa alasan orang-orang biasa yang tidak memiliki apapun yang dikhawatirkan hilang, tidak mau membela agama dan Negaranya, ia takut dan tidak ikut serta berjihad, lantas mereka melarikan diri keluar negeri ? mengapakah mereka itu, padahal tidak ada apapun yang perlu mereka sayangkan, sungguh aneh !!!Pemerintahanku, kekuasaanku, dan hidupku, semuanya dalam bahaya, sekalipun demikian saya akan membela Agamaku ! lantas mengapa engkau tidak membela Agamamu, mengapa engkau takut. Sesungguhnya ini menunjukkan bahwa didalam dirimu ada kelemahan iman. Jika engkau benar-benar beriman, maka keimanan itu menjadi suatu yang sangat berharga dalam penilainmu, maka engkau harus berkorban untuk mempertahankannya.Sungguh, saya siap melakukan semua pengorbanan ini, insya Allah. Maka saya heran kepadamu, mengapa engkau tidak siap, jika engkau memiliki iman dan ghirah, maka bertahanlah, jika tidak, maka saya tidak akan mempedulikanmu dan tidak mendengar ucapanmu. Apa perlunya saya mendengar ucapanmu, sedang engkau tidak mempunyai ghirah dan keimanan? Engkau menyarankanku untuk melakukan ini dan meninggalkan ini : jika engkau masih memiliki iman, maka jangan melepaskan agama dan imanmu. Jangan menerima apapun yang bisa membahayakan iman, Islam dan kemerdekaan Negara. Jika engkau melepaskan semua ini untuk menerima segala sesuatu, maka tampaklah bahwa dalam dirimu terdapat kelemahan iman. Maka engkau harus memperkukuh iman dan mngevaluasi kembali sikap hidupmu. Sebab orang yang memiliki iman yang kuat dan ingin mempertahankan keimanannya, tidak akan menerima sesuatu yang membahayakan iman dan Islam. Setiap muslim wajib berfikir secara mendalam serta membela Islam dan Al-qur’an. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pasti Allah memuliakan kita dengan kemenangan. Dan kemenangan paling besar adalah mati diatas keimanan tanpa keraguan. Inilah jalan untuk menjunjung panji-panji Islam. Tidak mungkin menjunjung panji-panji Islam dan mengangkat kalimat La ilaha illahllah Muhammad Rasulullah di jalan selain ini. Selain jalan ini, yang ada adalah penghancuran Islam, karena makna penghancuran Islam adalah: “engkau menerima apapun ucapan dan perintah orang-orang kafir “ Inilah jalan untuk menghancurkan Islam. Dengan melakukan tindakan ini, berarti engkau telah meruntuhkan nama dan kehormatan Islam hingga rata dengan tanah. Bendera Islam tidak akan jatuh dengan adanya kematian dan pengorbanan. Ia akan jatuh jika engkau menerima apa yang bertentangan dan membahayakan Islam. Ketika ada mobilisasi umum untuk berjihad, maka setiap individu wajib melakukan persiapan.
Dunia luar segera mengutuk serangan ini. NATO juga dengan segera menyepakati kesepakatan untuk melawan teroris pada tanggal 12 September 2001 sore. Kongres Amerika dengan segera menyetujui proposal anggaran perang untuk menghancurkan teroris yang diajukan oleh pemerintah dan menyediakan dana US$ 40 miliar, serta mempersiapkan 50 ribu tentara cadangan untuk pergi berperang. Presiden Bush dalam pidatonya di depan Kongres, Rabu, 20 September 2001, mendesak dunia untuk mendukungnya menghadapi teroris dunia, “Anda bersama kami atau bersama teroris.” Bush juga mendesak Taliban untuk menyerahkan Osama serta seluruh jaringan pemimpin Al-Qaidah ke Amerika Serikat.
Taliban kemudian menjadi terpojok ketika Negara-Negara tetangganya berpihak kepada Amerika Serikat. Pakistan, yang adalah lebih dari sekedar sahabat bagi Taliban menyatakan secara resmi dukungannya terhadap AS. Hal ini menyulut demonstrasi di dalam negeri. Cina secara umum mendukung seruan AS untuk beraksi melawan terorisme. Tajikistan juga menjadi basis penting bagi tentara AS. Uzbekistan telah menjadi basis bagi oposisi Taliban yang berbasis di utara. Turkmenistan tidak ingin terlalu terlibat. Iran menjadi salah satu kunci aliansi anti-Taliban karena dendam masa lalunya terhadap Taliban. Negara-Negara Arab juga menyatakan dukungannya terhadap Amerika Serikat. OKI (Organisasi Negara Islam) menyatakan bahwa mereka menolak dengan tegas serangan teroris yang menimpa AS, namun aksi balasan tidak boleh mengenai sasaran sipil yang tidak terkait dan tidak boleh pula meluas ke sasaran lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan serangan teroris di AS itu. Alasan ini membuat AS semakin berani melanjutkan rencana serangan mereka ke Afganistan dengan menggunakan peralatan perang mereka dengan teknologi tercanggih yang menggunakan sistem satelit sehingga rudal dan bom jarak jauh dapat dikontrol melalui satelit. Hal ini telah membuat Taliban terjepit. Para ulama Afganistan pun mengeluarkan fatwa bagi pemerintah Taliban untuk meminta Osama bin Laden meninggalkan Negara itu secara sukarela, permintaan ini kemudian ditolak oleh Taliban.
Namun demonstrasi menentang serangan kepada Taliban juga tidak kalah gencarnya. Warga Pakistan cukup banyak yang menentang kebijakan pemerintahnya yang mendukung AS, dan akhirnya ikut mengangkat senjata melawan AS. Indonesia sendiri diramaikan dengan aksi demonstrasi menentang penyerangan Amerika ke Afganistan. Ribuan demonstran turun ke jalan di berbagai kota di Inggris (Sabtu, 22/9) untuk memprotes ancaman AS untuk melakukan serangan militer ke Afganistan. Aksi ini hanya satu dari gelombang aksi protes anti-peperangan di sejumlah Negara di Eropa.
Pada tanggal 7 Oktober 2001 Amerika memulai penyerangannya ke Afganistan para penerbang yang melaksanakan penyerangan itu mengatakan bahwa mereka bangga menjadi bagian dari sebuah misi yang merupakan sebuah pertempuran bagi kebebasan, dan mengatakan bahwa mereka terlatih dan berperlengkapan dengan baik untuk pertempuran itu. Sejak itu telah banyak rakyat Afganistan yang menjadi korban serangan yang tidak mengenai sasaran. Dan Osama bin Laden juga menyerukan jihad melawan AS serta bersumpah bahwa AS tidak akan menikmati keamanan sebelum umat Islam menikmati keamanan dan hengkangnya pasukan asing dari Jazirah Arab.
Benturan diskrimiatif terhadap warga Negara keturunan Arab di Amerika segera meningkat setelah kejadian tersebut. Tercatat ada ratusan insiden, mulai dari penghinaan sampai pembunuhan, yang dilakukan terhadap orang-orang yang warna kulit dan rambutnya tampak seperti orang-orang yang ada di Timur Tengah. Bahkan seorang anggota Parlemen lokal di sana sudah menganjurkan dilancarkannya semacam sweeping terhadap “orang-orang bersorban” di jalan-jalan bebas hambatan. Adalah Presiden Bush sendiri yang mengobarkan semangat anti-Islam, tatkala dia memakai kata crusade (perang salib) terhadap terorisme, yang kurang mengindahkan perasaan umat Islam. Yang paling mengejutkan adalah ucapan PM Italia Silvio Berlusconi, yang mengatakan bahwa peradaban Barat lebih unggul daripada peradaban Islam. “Barat harus yakin akan superioritas kebudayaan kita”, dan menyimpulkan bahwa “kebudayaan kita (Barat) lebih unggul daripada kebudayaan Islam.” Meskipun Berlusconi dengan cepat meralat ucapannya, namun hal ini telah menunjukkan bahwa adanya perasaan lebih unggul atas umat Islam.
Ketika serangan AS terus berlanjut di bulan suci Ramadhan, reaksi umat Islam dengan keras menentang hal ini. Dalam perang AS-Afganistan, Bush mau tidak mau, dihadapkan pada persoalan iman, karena masyarakat yang dihantamnya adalah pemeluk agama Islam yang taat. Jauh sebelum memulai serangannya Bush, yang kemudian ditegaskan oleh sekutunya, PM Blair, sudah menegaskan bahwa serangan yang dilakukannya ke Afganistan bukan peperangan melawan Islam, melainkan peperangan melawan terorisme. Sebagian masyarakat Islam menolak pernyataan Bush dan Blair dan mencurigai pernyataan perang melawan terorisme yang dilontarkan kedua pemimpin bangsa itu dianggap sebagai pembungkus serangan ideologi. Hal ini dikaitkan dengan persoalan Barat yang dituduh anti-Islam, karena Afganistan adalah Negara yang berpenduduk mayoritas Islam dan Taliban yang berkuasa menerapkan hukum syariat Islam. Belum lagi kecurigaan umat Islam terhadap orang-orang Yahudi yang diduga mendikte AS untuk mensukseskan tujuannya, menghancurkan Islam.
Pro dan kontra terhadap serangan AS merupakan realitas yang tidak bisa dipungkiri. Orang-orang yang anti AS berupaya keras menonjol-nonjolkan sesuatu yang dibenci AS. Osama bin Laden yang dibenci AS mendadak dijadikan idola kelompok Islam anti AS. Gambarnya ditempelkan di mana-mana, ditempelkan di kaus dan dibingkai.
Indonesia, melalui kunjungan mantan Presiden Megawati ke AS, telah sepakat dalam mempererat kerjasama dalam usaha global memerangi terorisme internasional. Namun, kebijakan ini mendapat tantangan dari kelompok Islam garis keras di Indonesia. Aksi-aksi menentang kebijakan AS yang merencanakan aksi militer ke Afganistan berlangsung dengan keras di sejumlah kota di Indonesia. Sebutkanlah kelompok-kelompok seperti FPI (Front Pembela Islam), Hizbuthahrir, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), HAMMAS (Himpunan Mahasiswa Muslim Antar Kampus), KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam), dan gerakan ormas Islam lainnya berdemonstrasi di sejumlah kota. Di Solo, Laskar Jundulah mengancam akan melakukan razia terhadap warga AS di kota itu.Mereka menilai bahwa AS sedang mengelola isu untuk mendiskreditkan umat Islam. Jika tetap dilakukan, maka AS akan mendapat perlawanan bersama dari umat Islam. Selain mengingatkan AS, mereka juga mendesak pemerintahan Megawati kala itu untuk tidak terjebak kepada kepentingan AS yang selalu mencurigai umat Islam. Aksi-aksi kelompok ini bahkan sudah menjurus kepada kekerasan. Aksi (atau masih dikatakan isu) sweeping yang marak mengakibatkan pulangnya warga Negara AS dan sejumlah warga Negara asing lainnya ke Negaranya masing-masing.
Boikot terhadap produk Amerika juga sempat dilancarakan oleh kelompok-kelompok ini. Aksi boikot, bahkan kalau bisa dikatakan penutupan secara paksa, dilakukan terhadap beberapa restoran berbau Amerika seperti McDonald’s.
Dalam sejumlah acara-acara di radio dan di televisi banyak warga Indonesia yang terus terang mensyukuri serangan teroris tersebut dengan mengatakan itu adalah hukuman dari Allah terhadap kesombongan Amerika. Osama bin Laden kemudian menjadi pahlawan. Kaus-kaus yang bergambarkan Osama, dan juga posternya menjadi sangat laris dijual di Indonesia pada saat ini. Meskipun demikian, banyak juga pihak Islam yang lebih moderat yang mengutuk orang yang mensyukuri kejadian tersebut dan menyatakan turut berdukacita atas kasus WTC tersebut, dan sekaligus menghimbau AS untuk tidak menyerang warga sipil.
Dalam hal ini, pihak Kristen sendiri sepertinya bersikap hati-hati dalam menangani sikap ini. Diamnya orang Kristen bisa menandakan adanya dilema sikap dalam menghadapi masalah ini.
Tragedi di New York dan Washington 11 November yang lalu mengantarkan Osama bin Laden dan jaringan Al-Qaidahnya sebagai tersangka utama di balik tragedi tersebut, merupakan titik tegang hubungan dan saling curiga antara Washington dan gerakan Islam politik selama beberapa dekade ini. Pada saat  perang dingin, Amerika berhadapan dengan gerakan-gerakan Negara Arab yang sangat kental ke-Islamannya. Beberapa bentrokan sempat terjadi di tahun 1973-1980. Pada awal 1981, Ronald Reagan mengubah kebijakannya terhadap Islam politik dan membantu semua gerakan Islam politik untuk menangkal pengaruh komunis blok Uni Sovyet. Namun kemudian di akhir era Ronald Reagan, dengan kalahnya blok komunis, AS memilih berhadapan kembali dengan Islam politik, dimulai dengan menjatuhkan sanksi terhadap Iran.
Peristiwa pengeboman WTC pada tahun 1993 terbongkar adanya aksi dari Islam militan untuk menteror AS karena dukungannya terhadap Israel. Sejak itu citra umat Islam dan Arab mulai buruk di mata warga AS. Faktor Yahudi yang menguasai perekonomian AS menjadi salah satu citra buruk AS di mata Islam politik.
Peristiwa yang terjadi pada tanggal 11 September 2001 di New York, Amerika Serikat, terlepas dari semua sentimen keagamaan memang harus dikutuk. Semua media massa di dunia terpusat pandangannya kepada apa yang terjadi di New York pada waktu itu.
Secara umum, tragedi 11 September ini berakibat buruk bagi seluruh dunia, khususnya Islam, dengan budaya Timurnya, yang ekonominya lemah dan tidak begitu kuat jaringan medianya. Persoalan ini hanyalah puncak dari sebuah pertentangan antara Amerika Serikat dan pihak Islam politik. Saya hanya ingin menegaskan “Hentikan kekerasan, karena kekerasan tidak bisa dipakai untuk mengatasi kekerasan.”
Islam selalu dihujat, difitnah, dituding sebagai teroris demikianlah musuh Islam selalu berusaha memojokan dan mendiskriditkan Islam agar ditolak diseluruh dunia. Namun para musuh Islam terperangah, Islam tetap tumbuh dengan pesat, usaha mereka sia –sia. Terlebih lagi setelah tragedi 11 September 2001, Amerika menuduh teroris Islam sebagai pelakunya. Dunia terkejut, apa betul Islam demikian buruk, mengajarkan umatnya melakukan tindakan teroris yang brutal. Masyarakat Amerika heran apa betul Islam demikian brutal? Mereka ingin tahu, mereka mulai memburu Al-Qur’an dan buku-buku tentang Islam. Alih-alih membenci Islam, sebaliknya setelah mempelajari Al-Qur’an dan Islam mereka justru menemukan ajaran kedamaian. Mereka menemukan kesejukan dalam Islam dan Al-Qur’an. Akibatnya banyak masyarakat Amerika yang tertarik untuk masuk Islam… sungguh menakjubkan. Benarlah firman Allah dalam surat As-Shaf ayat 8: “Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci”.
Setelah peristiwa itu, kaum Muslimin di Amerika terutama imigran asal Timur Tengah merasakan getahnya mengalami kondisi psiokologis yang sangat berat: dicurigai, diteror, diserang, dilecehkan dan diasosiasikan dengan teroris. Hal yang sama dialami oleh kaum Muslim di Inggris, Perancis, Jerman dan Negara-Negara Eropa lainnya. Pemerintah George Walker Bush segera mengetatkan aturan imigrasi dan mengawasi kaum imigran Muslim secara berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar